

BBMC berdiri atas dasar kesamaan pendapat dan ide yang telah dibentuk atau didirikan pada tanggal 13-06-1988 (tigabelas Juni tahun seribu sembilanratus delapanpuluh delapan) di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Negara Indonesia untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. Selanjutnya pada tanggal dan tempat tersebut di atas ditetapkan dan diperingati setiap tahun sebagai perayaan Hari Ulang Tahun BBMC.
Organisasi ini bernama BIKERS BROTHERHOOD MC atau disingkat BBMC
Five Principal :
Brotherhood – Loyal – Respect – Honor – Pride
BIKERS BROTHERHOOD MC didirikan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1988. Sejak saat itu, klub ini berkembang dengan mendirikan cabang di hampir setiap provinsi di Indonesia serta secara internasional, termasuk cabang di Amerika Serikat. Bandung tetap menjadi Mother Chapter. Klub ini berawal dari perkumpulan para penggemar sepeda motor klasik yang memiliki kecintaan terhadap merek-merek ikonik seperti Harley Davidson, BSA, Ariel, Norton, Sunbeam, BMW, Triumph, dan AJS. Apa yang dimulai sebagai hobi telah berkembang menjadi sebuah klub berbasis persaudaraan yang dibangun di atas prinsip-prinsip kuat. Klub ini menjunjung tinggi nilai-nilai Persaudaraan, Loyalitas, Respek, Kehormatan, dan Kebanggaan (BLRHP).
Pada tahun 1988, sebanyak 33 penggemar mendirikan Bikers Brotherhood Motorcycle Club (BBMC) di Bandung, Indonesia, dengan kesamaan minat terhadap motor klasik dari Eropa dan Amerika Serikat. Seiring berkembangnya klub secara nasional, Bandung menjadi Mother Chapter, dengan cabang tambahan yang muncul di berbagai wilayah Indonesia bahkan di Amerika Serikat, terutama di kalangan pekerja Indonesia di sana. Keanggotaan dalam BBMC memiliki struktur hierarkis, di mana SS. Diponegoro diakui sebagai Founding Fathers/Pendiri Perkumpulan, diikuti oleh Family Life Members, Honorary Members, Virgins, dan Prospects.
BBMC berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasarnya (BLRHP), dengan Persaudaraan sebagai fondasi utamanya. Untuk menjadi anggota penuh, seseorang harus melewati tahapan seperti Prospect, Virgin, Life Member, dan Honorary Member. Selain urusan sepeda motor, BBMC juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk ekologi, konservasi, balap, upaya kemanusiaan, operasi penyelamatan, pendidikan, budaya, dan musik.
Pada 13 Oktober 2015, akta pendirian resmi diajukan kepada negara, dan pada 27 Maret 2018, Badan Hukum Perkumpulan Bikers Brotherhood MC secara sah didirikan. Sejak tahun 2018, klub ini tidak lagi menggunakan patch 1% (One Percenter) dan telah menggantikannya dengan patch 1 Brotherhood (One Brotherhood/Loyalitas terhadap Persaudaraan).
BIKERS BROTHERHOOD MC was founded in Bandung, Indonesia, in 1988. Since then, it has expanded, establishing chapters in nearly every province across Indonesia as well as internationally, including a USA Chapter. Bandung remains the Mother Chapter. The club originated as a gathering of vintage motorcycle enthusiasts, passionate about iconic brands such as Harley Davidson, BSA, Ariel, Norton, Sunbeam, BMW, Triumph, and AJS. What began as a hobby has evolved into a brotherhood-driven club built on strong principles. Upholding the values of Brotherhood, Loyalty, Respect, Honour, and Pride (BLRHP).
In 1988, 33 enthusiasts founded the Bikers Brotherhood Motorcycle Club (BBMC) in Bandung, Indonesia, united by their passion for classic motorbikes from Europe and the USA. As the club grew nationwide, Bandung became the Mother Chapter, with additional Chapters forming across Indonesia and even in the USA, primarily among Indonesians working there. Membership is hierarchically structured, with SS. Diponegoro recognized as the Founding Fathers, followed by Family Life Members, Honorary Members, Virgins, and Prospects.
BBMC is built on its core principles (BLRHP), with Brotherhood as its foundation. Membership requires passing stages like Prospect, Virgin, Life Member, and Honorary Member. Beyond motorcycles, BBMC engages in social causes, including ecology, conservation, racing, humanitarian efforts, rescue operations, education, culture, and music.
On October 13, 2015, the official deed of establishment was submitted to the state, and on March 27, 2018, the Bikers Brotherhood MC Association was legally established as a legal entity. Since 2018, the club has no longer used the 1% (One Percenter) patch and has replaced it with the 1 Brotherhood (One Brotherhood/Loyalty to the Brotherhood) patch.
These symbols are not just decorative—they’re sacred. Only official BBMC members are permitted to wear or use them, and they’re protected under Indonesian law.

Simbol-simbol ini tidak sekadar ornamen—Ini adalah lambang sakral. Hanya anggota resmi BBMC yang diperkenankan mengenakannya, dan penggunaannya dilindungi secara hukum di Indonesia.
Bikers Brotherhood MC Indonesia (BBMC) kaya akan simbolisme yang mencerminkan nilai, identitas, dan warisannya. Berikut adalah simbol-simbol utama dan maknanya:
- Topi Terbang & Kacamata: Melambangkan pengetahuan, refleksi diri, dan kewaspadaan—mengingatkan anggota untuk berpikir kritis dan melihat dengan jernih.
- Tengkorak Manusia: Simbol kesetaraan—tak peduli status seseorang, semua setara di balik permukaan.
- Pita: Simbol lembut dari persatuan dan persaudaraan, menekankan ikatan emosional daripada kekuatan.
- Kunci Inggris (Wrench): Melambangkan kemampuan beradaptasi dan kerja sama di berbagai situasi.
- Palu: Mewakili kerja keras, ketangguhan, dan tekad yang tak tergoyahkan.
- Makna Warna:
- Merah: Semangat, keberanian, dan kekuatan spiritual.
- Putih: Kemurnian, kejujuran, dan ketulusan.
- Hitam: Kekuatan, kerahasiaan, dan keteguhan.
- Cokelat: Kesederhanaan, kebijaksanaan, dan pengabdian.
Bikers Brotherhood MC Indonesia (BBMC) is rich with symbolism that reflects its values, identity, and legacy. Here are the key symbols and their meanings:
- Flying Hat & Goggles: Represent knowledge, introspection, and caution—reminding members to think critically and see clearly.
- Human Skull: Symbolizes equality—no matter one’s status, all are the same beneath the surface.
- Ribbon: A gentle symbol of unity and brotherhood, emphasizing emotional bonds over force.
- Wrench: Stands for adaptability and the ability to work together in any environment.
- Hammer: Embodies hard work, resilience, and unwavering determination.
- Color Symbolism:
- Red: Spirit, courage, and spiritual strength.
- White: Purity, honesty, and sincerity.
- Black: Strength, secrecy, and resolve.
- Brown: Simplicity, wisdom, and devotion.
PAKTA INTEGRITAS 2018
“Tunduk dan patuh terhadap 5 (lima) asas Hukum Adat dan segala ketentuan yang tercantum dalam buku AD ART BBMC.”
“Setia, taat dan menjaga lambang organisasi, lembaga-lembaga BBMC.”
“Menjaga kehormatan dan menjunjung tinggi nama baik organisasi dan individu BBMC.”
“Turut serta menjaga stabilitas keamanan, ketentraman, keutuhan organisasi BBMC.”
“Memelihara kebersamaan, kesetiakawanan sesama anggota BBMC.”



June 13, 2025 | Bandung, Indonesia
Sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHU-02.AH.01.43 Tahun 2025,tanggal 9 April 2025., tentang pencabutan Akta Pendirian Perkumpulan Bikers Brotherhood One Percent MC Indonesia, yang dibuat oleh Notaris Muhammad Alie, S.H., M.Kn, No. AHU-0005923.AH.01.07, berdasarkan akta no. 41. Tanggal 30 April 2018. Kementrian Hukum Republik Indonesia, Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum, secara resmi TELAH MENCABUT pengesahan badan hukum atas nama Perkumpulan Bikers Brotherhood One Percent MC Indonesia, dan memutuskan TIDAK SAH dan TIDAK MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM.
Dengan ini, organisasi tersebut (BBOP) tidak lagi memiliki dasar hukum dan status resmi sebagai badan hukum di Indonesia. Kini dan selamanya, yang resmi dan tak tergantikan hanya satu: Bikers Brotherhood MC Indonesia.

“Hari ini sejarah mencatat satu hal yang pasti: Yang sejati hanya satu, dan akan tetap satu. Bikers Brotherhood MC Indonesia—dulu, sekarang, dan selamanya.Tak tergantikan, tak terbagi. Persaudaraan sejati lahir dari komitmen dan perjalanan bersama.BFFB”

Sejarah Panjang dan Berliku
Oleh : Didih Hudaya (Juli 2008).
Semua tidak didapat dengan mudah. Perlu waktu dan sejarah yang panjang serta berliku untuk mampu eksis selama 20 tahun. Menjelma menjadi sebuah komunitas motor tua terbesar di Tanah Air dan terus berkembang tidak hanya untuk dunia otomotif semata. Ini semua berawal dari segelintir anak muda Bandung yang memiliki kesamaan dalam hobi untuk mencintai sekaligus melestarikan motor tua buatan Eropa dan Amerika, semisal Norton, BSA, Royal Enfield, BMW, Triumph, AJS dan Harley-Davidson. Terjadi dipenghujung dekade 1980-an.
Tiga tahun pertama sejak dicetuskan sebagai sebuah kumpulan, komunitas ini mirip sebuah gerombolan yang tidak memiliki visi serta tujuan yang jelas. Namun mereka memiliki titik-titik sakral yang dianggap strategis sebagai tempat berkumpul pada setiap akhir pekan, diantaranya adalah kawasan pelataran parkir Panti Karya, Jalan Merdeka Bandung, atau tempat tinggal salah satu anggota kumpulan, Bebeng dan Bobby dibilangan Jalan Tubagus Ismail Bandung.
Sesekali, mereka juga terlihat kumpul dan kongkow di Seni Rupa ITB, karena beberapa anggota kelompok tersebut kuliah disana. Akhirnya, karena belum memiliki identitas jelas, kelompok ini disebut ‘Barudak Motor Inggris’ atau D ‘ Motor, Anggota kelompok makin bertambah, perlu tempat baru untuk berkumpul. Jadilah rumah Erwin di Jalan Diponegoro No.1 sebagai markas. Konon dari tempat tersebut muncul gagasan yang kelak tercatat dalam sejarah dan menjadi cikal bakal Bikers Brotherhood MC. Pada perkembangannya, mereka yang berkumpul disana disebut sebagai generasi perintis alias SS Diponegoro.
Dengan terbentuknya jajaran generasi Hell, dalam usia yang telah menginjak tahun ke-20, Bikers Brotherhood telah melengkapi diri dengan berbagai tingkatan generasi serta klasifikasi anggota, mulai dari Members of Bikers Brotherhood : Heaven, Angel, Life Member, Honorary Member, Virgin dan Prospect.
Klub motor ini juga memiliki Vigilante, barisan tatib bernyali besar dan cukup profesional dalam menjalankan tugasnya, terutama untuk menertibkan intern anggotanya atau saat ada gangguan dari luar. Satu yang tak pernah berubah dari kelompok ini, adalah rasa persaudaraan dan kebersamaan serta saling menghargai sesama anggota. Barangkali inilah yang jadi alat utama yang membuat klub tersebut sangat solid hingga kini. Contoh nyata, saat Brother Micko Protonema yang lama sakit karena gangguan pada jantung dan saluran darahnya pada Tahun 2005.
Serentak semua merasa tergugah. Dalam ajang Junkyard Party, digalang pengumpulan dana lewat berbagai cara termasuk lelang motor Ariel kesayangan Micko atau lelang sepatu boots serta konser amal didua tempat. Bahkan dukungan untuk menggalang dana juga dilakukan saat Bro Micko berpulang keharibaanNYA karena penyakit lamanya kambuh kembali dua bulan silam.
Kebesaran Bikers Brotherhood juga tidak terkoyak, saat ada beberapa anggota yang menyatakan diri keluar dari komunitas karena merasa tidak sejalan dengan visi yang ada atau merasa tidak tertampung aspirasinya. Dengan bijak, pentolan Bikers Brotherhood, Lucky ‘Uci’ Hendrawan berujar, “Mereka tetap merupakan bagian dari sejarah Bikers Brotherhood. Namun ibarat helai rambut yang lepas, semua akan terganti dengan jumlah rambut yang lebih subur dan segar. Biarkan itu menjadi sebuah dinamika,” ujarnya.
Kini Bikers Brotherhood tetap berjalan dan optimis menatap masa depan. Rancangan event yang kini berlangsung digagas untuk membangkitkan rasa nasionalisme lewat konsep persaudaraan. Bahkan persaudaraan lintas Negara, juga terus dijalin. Konfirmasi kehadiran telah dilayangkan oleh mereka yang akan tiba dari Belanda, Inggris, USA, Malaysia, Thailand, Singapura dan Negara negara lainnya.
“Brotherhood is Our Nation for Unity” Brother Forever – Forever Brotherhood.
(Penulis adalah pemerhati otomotif hobi dan Wartawan Pikiran Rakyat Bandung)

For BIKERS BROTHERHOOD M.C :
Tak Terasa … udah 20 tahun yeuh !
Oleh: Isf@ndiari, (Juli 2008).
Waktu teman di BB (Tegep Almarhum) meminta saya menulis tentang klub ini, saya agak tersentak. Gila, sudah 20 tahun pertemanan kita ! Tahun 1988, kami sama-sama main di jalan. Walau beda klub tapi teman sepermainan. Tumbuh bareng, bageur dan brengsek juga babarengan, he … he … Makanya waktu diminta nulis, rada bingung oge. Coba … mau memulai timana? Maklum lah! Secara kronologis, rentang waktu 20 tahun bukannya sebentar. Dari sisi dinamika dan romantisme, complicated banget! BB juga penuh warna, dinamis, khususnya saat early times. Belum lagi filosofi Not Dangerous Unless Provokednya, wah Bandung pisan … Tapi saya berusaha memulai. Bae lah nyampur-nyampur, melompat-lompat antara kronologis, lifestyle, imej yang dibangun, sebagai wartawan dan terutama sebagai babaturan deukeut (teman dekat). Teman waktu ABG sampai setelah karolot kieu,. Ha ..ha.. ha…. Pahit manis juga hambar di jalan sudah terasa semua.
Di awal 90-an, kami pernah dirazia bareng di depan jalan merdeka. Kalau nggak salah, yang tertangkap Papeuh (alm.), Joe P-Project, saya dan teman-teman lain. Detail masalah sih udah lupa, tapi ada peristiwa lucu saat itu. Waktu pak polisi tanya kronologis kejadian, Papeuh malah nerangin ‘kronologis’ kalahiran Bikers Brotherhood Bandung.”Kieu pak … kita ini pecinta motor antik!” Polisinya nggak sabar:”Iya saya tahu, pertanyaan saya adalah KRONOLOGIS kejadian!” Tapi Papeuh terus dengan jawaban yang sama. Waktu itu, polisinya kesal, sampai ngegebrak meja segala! … Belum lagi kisah nge-chop alias potong memotong sasis jadi rigid. Waktu itu tak pernah kepikiran motor Inggris dipotong-potong atau bikin frame baru ala chopper. Tapi BB berani melakukannya.Sip lah!
Kemudian berita di jalan kami dengar ada klub baru. Sejarahnya masih absurd. Teman-teman saya yang kuliah di seni rupa ITB bilang klub ini lahir karena suka kemping (the campers?) salah satunya Goy Gautama, yang kebetulan temannya kakak pacar saya. Waktu apel sesekali ketemu Goy dan cerita soal klub ini. Di saat yang sama, tongkrongan saya di Lingkar Selatan membentuk Merzy Motorcycle Club alias MMC yang kemudian berubah jadi Outsiders Bandung.
Saat nongkrong obrolan nyerempet ke gosip lahirnya komunitas di luar HCB dan MACI Bandung. Saya dengar namanya De Motors dan belum punya colors alias lambang pasti. Syukurlah, komunitas ini berkembang pesat dan sedikit terorganisir lewat paketu Benny Gumilar akrab dipanggil kang Bebeng. Moga bener …
Pas Summer Camp HDCI di Linggajati, komunitas ini sudah punya nama sakral, Bikers Brotherhood. Kami langsung salut .., nama yang bagus, universal, kaya filosofi dan merangkul banyak varian dan genre modif. Hampir di saat yang sama, nongol film bikers berjuluk Stone Cold. Kebetulan gengnya juga bernama Brotherhood! Waktu ngobrol-ngobrol sama mereka, gambar tengkorak ber-flyers cap & goggles punya arti dalam, brother till’ the bone. Palu & kunci inggris (monkey wrench) bukanlah asal gambar! Mereka adalah tools kit standard ber-shape unik dan mewakili semangat kerja keras … Nice symbol dudes!
Hubungan paling intens di early times tadi ada saat pesta bikers di Kelpie, Gasibu. Malah dulu pernah ada lomba drag liar antara Outsiders sama Bikers Brotherhood di ajang ini. Foto-fotonya ada di salah satu teman saya dan jadi salah satu kenangan manis kita semua. Mun teu salah, bintang dari BB, Si Best sedang dari Outsiders, kami lupa lagi. Ha.. ha.., maklum geus kolot ! Setelah bekerja di media, khususnya Motor Plus, keinginan mengangkat klub ini sungguh besar. Bukan karena babaturan atau sama-sama dari Bandung, tapi lebih pada nilai jurnalistik yang dipunyai BB.
Di sisi wartawan, BB selalu bikin kejutan. Di dunia modif, trend speedway yang diusung Gani misalnya, jadi trend di kalangan pecinta customized. Virus scrambler, cafe racer juga chopper ol skool sampai Pro Street modern juga jadi andalan klub ini. Gaya hidup bikers ‘baong’ yang intelek plus fashionable juga jadi ciri khas BB. Terlepas dari imej brutal, dekat jeung cai naraka, barudak brother (istilah beken pertengahan 90-an, sekarang dikenal barudak BB) adalah tipikal bandungers banget !
Di sisi wartawan, ‘skenario’ dan strategi bisnis BB juga jadi bahan tulisan yang asyik disimak. Manuver Tegep Boots dengan Comrades-nya, membuka mata pecinta variasi dan fesyen bikers akan mutu lokal. Pasar yang agak ekslusif membawa imej yang baik. Belum lagi gebrakan para seniman di BB macam Goy, Best, Ekek dan banyak lagi, membuat kharisma klub ini makin kuat.
Oh enya, nu kurang alusnya juga ada euy. Maklum klub sudah sangat besar, banyak anggota BB baik prospect, virgin ataupun life members yang kurang bisa menjaga kharisma itu. Mungkin terlalu chauvinis, arogan atau over acting. Beberapa oknum kurang mewakili imej BB yang liar tapi tetap beretika dan intelek. Tah untuk soal ini, pengurus BB pastinya punya strategi jitu dalam penanganannya. Maklum dah tak ada mesin yang tak retak! Begitu meureun … Met jareg ke-20 Bikers brotherhood! Salam ka barudak ….
(Penulis adalah wartawan Motor-Plus, Anggota MMC-Outsiders Bandung).